Selasa, 09 September 2014

persiapan menghadapi kematian


إاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَحْمُوْدِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، اَلْمَوْصُوْفِ بِصِفَاتِ الْجَلاَلِ وَالْكَمَالِ، الْمَعْرُوْفِ بِمَزِيْدِ اْلإِنْعَامِ وَاْلإِفْضَالِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَاَنَهُ وَهُوَ الْمَحْمُوْدُ عَلَى كُلِّ حَالٍ.  َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

 
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Segala puji hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Tiada Dzat yang patut disembah, di-ibadahi, dipuji dan ditaati, Dialah Al-Khaliq yang telah menurunkan Islam sebagai aturan yang adil, agung lagi mulia yang merupakan rahmat dan nikmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada penutup para Nabi dan Rasul Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Salam beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang setia berjuang untuk menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Tak lupa pula kami sebagai khotib pada kesempatan ini, berpesan dan berwasiat marilah kita meningkatkan ketaqwaaan kita  kepada Allah SWT, taqwa dalam arti menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan  dan  meninggalkan  larangan  Allah  SWT  dengan  penuh kesabaran. Adapun  judul  khutbah  Jum’at  yang akan  saya sampaikan pada kesempatan ini adalah “Persiapan Menghadapi Kematian”.

Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah

Dalam hubungan dengan peningkatan iman dan taqwa, kita dingatkan oleh Allah supaya selalu bermawas diri, dengan berusaha mengoreksi diri, sudah sejauhmana kita melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kita telah mengetahui bersama, bahwa dalam satu tahun itu ada 12 bulan. Dan sekarang kita telah berada pada tanggal 3 Januari 2014, bulan pertama dalam tahun Masehi. Oleh karena itu dalam menghadapi bulan demi bulan yang akan kita lalui, marilah kita renungkan dan koreksi amal perbuatan kita masing-masing. Apakah hari-hari dan bulan-bulan serta tahun-tahun yang telah kita lewati itu, sudah kita isi dengan amal perbuatan yang bermanfaat, ataukah sebaliknya.  Apabila  pada tahun-tahun yang lalu kita belum maksimal dalam beramal sholeh dan beribadah kepada Allah SWT,  Mudah-mudahan ditahun ini kita akan lebih baik lagi dalam beramal sholeh dan beribadah kepada Allah SWT serta dalam segala perbuatan kita itu harus semata-mata didasarkan mengharap ridho Allah SWT. . Bagi kita, Perlu disadari bahwa  Pergantian hari, bulan dan tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita,  namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang akan kita perbuat untuk esok.

Untuk itulah  sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan yaitu :

Yang Pertama Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat,  menghadap Allah SWT dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggung jawabkan kesalahannya. Namun sebaliknya Alhamdulillah  saat ini kita semua masih diberikan  Allah SWT kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Sementara itu, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, ada diantara kita yang merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan ataupun berkurang dari yang kita harapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, diberi kelapangan rizki dan kesempatan untuk beribadah dan beramal, lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.

Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

 Hal yang seyogyanya kita jadikan renungan yang kedua  adalah : Muhasabah  (introspeksi diri).
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sodaqoh dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan.  ataukah lebih banyak kita gunakan untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah SWT, sekali lagi Pergantian hari, bulan dan tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang akan kita perbuat untuk esok.
Allah berfirman dalam QS. A-Hasyr :18 yang berbunyi:
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ  
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. A-Hasyr :18)

         Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Begitupun juga Umar bin Khaththab ra beliau pernah berkata :
ãqçAä2%  lã  gç]  ãqçAä1
Artinya : "hisaplah diri kalian, sebelum kalian dihisap oleh Allah swt”

Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT.

Mari kita renungkan firman Allah swt berikut ini dalam QS. Ali Imron ayat 185 :

Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. Ali Imron :185)


Ayat diatas menandaskan bahwa Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, Untuk itulah Wahai Saudaraku, apa alasan kita untuk tidak beramal, padahal setiap jiwa pasti akan merasakan mati? Apakah karena melihat bahwa diri dapat meloloskan diri dari maut? Atau apakah karena kita merasa yakin bahwa kematian masih jauh??? Tidakkah kita menyaksikan bahwa maut datang tanpa melihat orang yang dijemput; masih muda atau sudah tua, anak kecil atau orang dewasa, orang yang sakit atau yang sehat, ketika maut sudah datang tidak ada yang bisa menolaknya.

Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Tentu kita semua menginginkan  -ketika maut datang menjemput- disambut oleh malaikat dengan kata-kata:
Artinya : Hai jiwa yang tenang.. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.

Bukan sebaliknya ketika maut datang menjemput- disambut oleh malaikat dengan kata-kata :

Artinya :  Wahai  jiwa  yang  busuk,  keluarlah  menuju  kemurkaan  Allah  dan kemarahan-Nya”

Jika kita tidak ingin memilih yang kedua, dan lebih memilih pilihan pertama, maka persiapkan amal sholeh sebelum maut datang menjemput kita.



Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Yang   perlu   kita persiapkan sebelum maut   datang menjemput :

Yang pertama yaitu  Bertaubat kepada Allah SWT

Saudaraku, betapa pun besar dosa yang Anda lakukan, Allah tetap membuka pintu taubat selama nyawa masih di kandung badan Allah SWT  berfirman :


Artinya : Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Yang ke dua Yang          perlu  kita     persiapkan  sebelum maut   datang menjemput Menjaga aqidah kita.

            Jangan nodai tauhid kita dengan kesyirikan. Jangan sekali-kali kita  beribadah kepada selain Allah, seperti berdoa dan memohon kepada selain Allah, berkurban kepada selain Allah.

            Jangan pula percaya dengan ramalan bintang, paranormal, peramal,. Termasuk syirk pula adalah bersumpah dengan nama selain Allah. Jangan  juga kita ber-tabarruk            dengan          barang-barang tertentu          seperti            mencari keberkahan dari pohon, batu, dan benda-benda yang dikeramatkan. Jangan pula percaya dengan hari-hari sial, bulan sial, dan tahun-tahun sial. Semua itu adalah bentuk kesyirikan kita kepada Allah SWT

Yang ketiga Yang          perlu  kita     persiapkan sebelum maut   datang menjemput yaitu Menjaga akhlak kita dalam kehidupan sehari-hari

Terpuruknya bangsa ini bukan karena sumberdaya manusianya yang kurang cerdas, tetapi karena bobroknya moral dan akhlaq.
Mereka yang tidak dilandasi akhlak, dengan ilmunya akan melakukan korupsi, Mereka yang tidak dilandasi akhlak  akan menyalahgunaan jabatan, dan mereka dengan kekayaannya akan menempuh segala cara demi meraih jabatan dan memuaskan nafsunya.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Mari kita perhatikan firman Alllah SWT dalam QS.Al-Ahzab Ayat 21:

Artinya :  Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab Ayat 21)


  Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh ibadah dan akhlaknya serta  perbuatannya, dengan meneladani sifat rasullullah SAW insyaallah  kita bisa terhindar dari sifat dan akhlak yang tercela.

Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,

Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang singkat ini, dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan semoga kita selalu disertakan kekuatan oleh Allah SWT dan tuntunan menuju ridho Allah SWT, Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.


                                                                       ... .... k~Ïre ãlã=^e ã ð kbep#ufe ã !<äæ    








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Enter your comment here