إاَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْمَحْمُوْدِ عَلَى كُلِّ حَالٍ، اَلْمَوْصُوْفِ
بِصِفَاتِ الْجَلاَلِ وَالْكَمَالِ، الْمَعْرُوْفِ بِمَزِيْدِ اْلإِنْعَامِ
وَاْلإِفْضَالِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَاَنَهُ وَهُوَ الْمَحْمُوْدُ عَلَى كُلِّ حَالٍ. َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا
بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Segala puji
hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Tiada Dzat yang patut disembah, di-ibadahi,
dipuji dan ditaati, Dialah Al-Khaliq yang telah menurunkan Islam sebagai aturan
yang adil, agung lagi mulia yang merupakan rahmat dan nikmat bagi seluruh alam.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada penutup para
Nabi dan Rasul Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Salam beserta keluarga, para
sahabat, dan para pengikutnya yang setia berjuang untuk menyebarkan risalah
Islam ke seluruh penjuru dunia.
Tak
lupa pula kami sebagai khotib pada kesempatan ini, berpesan dan berwasiat
marilah kita meningkatkan ketaqwaaan kita
kepada Allah SWT, taqwa dalam arti menjalankan perintah Allah dengan
penuh keikhlasan dan meninggalkan
larangan Allah SWT
dengan penuh kesabaran.
Adapun judul khutbah
Jum’at yang akan saya sampaikan pada kesempatan ini adalah “Persiapan Menghadapi Kematian”.
Jama’ah Jum’at yang
dirahmati Allah
Dalam
hubungan dengan peningkatan iman dan taqwa, kita dingatkan oleh Allah supaya
selalu bermawas diri, dengan berusaha mengoreksi diri, sudah sejauhmana kita
melaksanakan ibadah kepada Allah SWT dalam kehidupan kita di dunia ini.
Kita telah mengetahui bersama, bahwa dalam satu tahun itu ada 12 bulan.
Dan sekarang kita telah berada pada tanggal 3 Januari 2014, bulan pertama dalam
tahun Masehi. Oleh karena itu dalam menghadapi bulan demi bulan yang akan kita
lalui, marilah kita renungkan dan koreksi amal perbuatan kita masing-masing. Apakah
hari-hari dan bulan-bulan serta tahun-tahun yang telah kita lewati itu, sudah
kita isi dengan amal perbuatan yang bermanfaat, ataukah sebaliknya. Apabila pada tahun-tahun yang lalu kita belum maksimal
dalam beramal sholeh dan beribadah kepada Allah SWT, Mudah-mudahan ditahun ini kita akan lebih baik
lagi dalam beramal sholeh dan beribadah kepada Allah SWT serta dalam segala
perbuatan kita itu harus semata-mata didasarkan mengharap ridho Allah SWT. . Bagi kita, Perlu disadari
bahwa Pergantian hari, bulan dan tahun
bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita
lakukan, dan apa yang akan kita perbuat untuk esok.
Untuk itulah sebagai seorang muslim kita perlu untuk
sejenak menghayati beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan yaitu :
Yang Pertama Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada
kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman,
sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih
hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau
melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia
telah wafat, menghadap Allah SWT dengan
membawa amal shalehnya dan mempertanggung jawabkan kesalahannya. Namun
sebaliknya Alhamdulillah saat ini kita
semua masih diberikan Allah SWT
kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah
amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Sementara itu, lepas dari
masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita
menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63
tahun, ada diantara kita yang merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa
jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan ataupun
berkurang dari yang kita harapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila
seseorang yang masih diberi kesehatan, diberi kelapangan rizki dan kesempatan
untuk beribadah dan beramal, lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan
perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah SWT,
Hal yang seyogyanya kita
jadikan renungan yang kedua adalah : Muhasabah (introspeksi diri).
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah
kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi,
sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang
bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai
bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sodaqoh dan dzikir kita
menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita
lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata
keinsyafan. ataukah lebih banyak kita
gunakan untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya
dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran
seorang muslim yang beriman pada Allah SWT, sekali lagi Pergantian hari, bulan
dan tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan
bagi kita apa yang sudah kita lakukan, dan apa yang akan kita perbuat untuk esok.
Allah berfirman dalam QS. A-Hasyr :18 yang
berbunyi:
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7Î7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ÇÊÑÈ
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. A-Hasyr
:18)
Ayat ini memperingatkan
kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar
meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat
kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Begitupun juga Umar bin
Khaththab ra beliau pernah berkata :
ãqçAä2% lã
gç] ãqçAä1
Artinya
: "hisaplah diri kalian, sebelum kalian dihisap oleh Allah swt”
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT.
Mari
kita renungkan firman Allah swt berikut ini dalam QS.
Ali Imron ayat 185 :
Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.
dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah
beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. (QS. Ali Imron :185)
Ayat diatas menandaskan bahwa Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati, Untuk itulah Wahai Saudaraku, apa alasan kita untuk tidak beramal, padahal setiap jiwa pasti
akan
merasakan mati? Apakah karena melihat bahwa diri dapat meloloskan diri dari
maut?
Atau apakah
karena kita merasa yakin
bahwa kematian
masih jauh??? Tidakkah kita menyaksikan bahwa maut datang tanpa melihat orang yang
dijemput; masih muda atau sudah tua, anak kecil atau orang dewasa,
orang yang sakit
atau yang sehat,
ketika maut sudah datang tidak ada yang bisa menolaknya.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Tentu kita semua menginginkan -ketika
maut datang menjemput- disambut oleh malaikat
dengan kata-kata:
Artinya
: Hai jiwa yang tenang.. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya.
Bukan
sebaliknya ketika
maut datang menjemput- disambut oleh malaikat
dengan kata-kata :
Artinya : “Wahai jiwa yang
busuk,
keluarlah
menuju kemurkaan
Allah
dan
kemarahan-Nya”
Jika kita tidak ingin memilih yang kedua, dan lebih memilih pilihan
pertama, maka persiapkan amal
sholeh sebelum maut
datang menjemput kita.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Yang perlu kita
persiapkan sebelum maut datang menjemput :
Yang pertama yaitu Bertaubat kepada Allah SWT
Saudaraku, betapa pun besar dosa yang
Anda
lakukan, Allah tetap membuka pintu taubat selama nyawa masih di kandung
badan Allah SWT berfirman
:
Artinya
: Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Yang ke dua Yang perlu kita persiapkan sebelum maut datang menjemput Menjaga aqidah
kita.
Jangan nodai tauhid kita dengan kesyirikan. Jangan sekali-kali kita beribadah kepada
selain Allah, seperti berdoa dan memohon kepada selain Allah, berkurban kepada
selain Allah.
Jangan pula percaya
dengan ramalan bintang, paranormal, peramal,. Termasuk syirk pula adalah bersumpah dengan nama
selain Allah. Jangan juga kita
ber-tabarruk dengan barang-barang tertentu seperti mencari keberkahan dari pohon, batu, dan benda-benda yang dikeramatkan.
Jangan pula
percaya dengan
hari-hari sial, bulan
sial, dan tahun-tahun sial. Semua itu adalah bentuk
kesyirikan kita kepada Allah SWT
Yang ketiga
Yang perlu kita persiapkan
sebelum maut datang menjemput yaitu Menjaga akhlak kita dalam
kehidupan sehari-hari
Terpuruknya
bangsa ini bukan karena sumberdaya manusianya yang kurang cerdas, tetapi karena
bobroknya moral dan akhlaq.
Mereka
yang tidak dilandasi akhlak, dengan ilmunya akan melakukan korupsi, Mereka yang
tidak dilandasi akhlak akan menyalahgunaan jabatan, dan
mereka dengan kekayaannya akan menempuh segala cara demi meraih jabatan dan memuaskan nafsunya.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Mari kita perhatikan firman Alllah SWT dalam QS.Al-Ahzab Ayat 21:
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.Al-Ahzab Ayat 21)
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa
manusia terbaik yang harus kita teladani adalah Rasulullah SAW. Teladan yang
seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya, kita contoh
ibadah dan akhlaknya serta perbuatannya,
dengan meneladani sifat rasullullah SAW insyaallah kita bisa terhindar dari sifat dan akhlak yang
tercela.
Ma’asyirol Muslimin jama’ah Jum’at yang dimulikana Allah
SWT,
Demikianlah
khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang singkat ini,
dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT dan semoga kita selalu disertakan kekuatan oleh Allah SWT dan
tuntunan menuju ridho Allah SWT, Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
... .... k~Ïre ãlã=^e ã
ð kbep#ufe ã !<äæ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Enter your comment here