u% äa=æp ufeã ÖM<p kb~fQ hwBeã
8äçReã2Q u.1 L=Y p hã=<ã #~çeãX=E u&jb2æ
|;eã ufe 9j<ã
r91p ufe ã v ã ue ã vlã 9tEã hwAv ã
l äa<ã
oi
äna< ufR-p
ã9jI än~çmp äm9~A lã 9tEã p häb1 vãp
Syã=Feã P=E
ue c} =Ev
hä~] R5$äç-ãqeäæ hä]p cA änUã gja ã ueqA<p r9çQ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ
إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَة ِ
Gepwe ufeã Ö~Ip úq^&e äY GUäReã å< ufeã ãq^%ã @äneã ät}ã À9Ræ äi ã
G ^&Uã <ä)8p GniÒUã <äREp o}=5vãp
Ma’asyirol Muslimin Jama’ah sholat jum’at yang dimuliakan
allah SWT.
Segala puji hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin. Tiada
Dzat yang patut disembah, di-ibadahi, dipuji dan ditaati, Dialah Al-Khaliq yang
telah menurunkan Islam sebagai aturan yang adil, agung lagi mulia yang
merupakan rahmat dan nikmat bagi seluruh alam. Shalawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada penutup para Nabi dan Rasul Muhammad
Shallallaahu ‘alaihi wa Salam beserta keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya yang setia berjuang untuk menyebarkan risalah Islam ke seluruh
penjuru dunia.
Tak lupa pula kami sebagai khotib pada kesempatan ini,
berpesan dan berwasiat marilah kita meningkatkan ketaqwaaan kita kepada Allah SWT, taqwa dalam arti
menjalankan perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan
meninggalkan larangan Allah
SWT dengan penuh kesabaran. Adapun judul
khutbah Jum’at yang akan
saya sampaikan pada kesempatan ini adalah “Makna Qurban Dan Rahasia Kesuksesan Nabi Ibrahim As Dalam
Mendidik Anak”
Sekarang kita telah berada hampir dipertengahan bulan
Dzulhijjah tepatnya pada tanggal 13
Dzulhijjah 1434 H. Itu artinya kita masih berada dipenghujung hari tasyrik dan
itu artinya pula kita masih berada dalam suasana ’idul adha untuk itulah kalimat
takbir, tahmid dan tahlil, masih menggema, guna
mengagungkan kebesaran Allah SWT, Secara bahasa, Id berarti kembali dan adha
berarti pengorbanan atau perjuangan.
Dengan kata lain, kita semua kembali pada
semangat pengorbanan, gelora perjuangan demi tegaknya agama Allah, sebagaimana
yang telah diperankan oleh sang pemimpin
fenomenal, nabiyullah Ibrahim, as. Dengan ketegaran hati, beliau menerima perintah
Allah SWT untuk menyembelih putera
tercintanya yaitu Ismail As. Namun dengan niat yang
tulus dan ikhlas dalam memberikan pengorbanan yang besar kepada allah swt, allah swt membalas
pengabdiannya itu dengan menukar ismail dengan seekor kambing. Pengorbanan yang
besar yang diberikan oleh nabi ibrahim as itu, oleh agama islam telah
dianjurkan untuk dilaksanakan pula oleh kaum muslimin, sebagai tanda dari pada
keikhlasan dan kesediaannya untuk memberikan pengorbanan dan pengabdiannya
kepada allah swt dengan menyembelih hewan seperti kambing, sapi, kebau yang daging-dagingnya
dibagi-bagikan.
Penyembelihan hewan yang lazimnya
disebut qurban itu, merupakan ukuran bagi setiap kita, sampai berapa besar
kesediaannya untuk berqurban demi pengabdian kita kepada allah swt, karena
allah swt tidak menerima daging atau darah dari hewan-hewan yang kita potong
melainkan hanya niat amal kita yang ikhlas sajalah yang diterima oleh allah
swt, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya dalam al qur an :
Artinya : Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan)
Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah
Telah menundukkannya untuk kamu, supaya kamu mengagungkan Allah terhadap
hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik (Q.S al-hajj : 37)
Apabila kita memperhatikan arti “ber qurban” dari segi memperolah keridhoan
allah, maka sungguh berkurban ini sangat besar sekali pahalanya sebagaimana
telah dinyatakan oleh rasulullah dalam sabdanya :
ÄÖ2i
oæã r ãp<Å ÖnB1 Õ =RE gbæ ätç1 äJe Ö~2Mv ã
Artinya :
Berqur ban itu
untuk yang melaksanakannya, dibalas oleh allah swt dengan pahala tiap-tiap satu
helai rambut, satu kebajikan. (H.R Ibn Majah)
Wahai saudara saudaraku kaum muslimin dan muslimat, alangkah besar pahala
amal qur ban ini, gunakanlah kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, hidup pasti
mati, harta kekayaan akan kita tinggalkan seluruhnya, kecuali amal jualah yang
dapat kita bawa nanti, apabila ditahun ini kita belum sempat untuk melaksanakan
qurban maka niatkanlah ditahun depan kita berusaha untuk berqurban demi wujud
pengabdian kita kepada allah SWT.
Ma’asyirol Muslimin Jama’ah sholat jum’at yang dimuliakan
allah SWT.
Selain ketegaran hati, pengorbanan yang suci banyak prestasi yang pernah diukir nabi ibrahm AS di
pentas sejarah, untuk itulah Allah SWT banyak memberikan julukan kepada Nabi
Ibrahim as , Beliau oleh Allah SWT diberi gelar abul
anbiya' (bapak para nabi), nabi ibrahim As, oleh Allah SWT diberi gelar ulul 'azmi (orang
yang sabar dan teguh pendirian), Ia dijuluki abul anbiya'
lantaran telah melahirkan seorang nabi, Sebagaimana
firman Allah :
Artinya : Dan
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan kepada
keturunan keduanya kenabian dan Al Kitab, Maka di antara mereka ada yang
menerima petunjuk dan banyak di antara mereka fasik.
Ma’asyirol Muslimin Jama’ah sholat jum’at yang dimuliakan
allah SWT.
Tidak banyak orang sukses
mampu melahirkan orang yang sukses pula. Berbeda dengan Nabi
Ibrahim as yang melahirkan nabi Ismail, Dari
jalur nabi ismail terlahir nabi kita muhammad saw.
Kemudian pertanyaan yang
muncul sekarang adalah apa rahasia di balik kesuksesan Nabi Ibrahim as yang
melahirkan tokoh besar tersebut. Paling tidak ada 3 hal yang menjadi alasan dari rahasia tersebut, yaitu:
1.
(pertama) Do'a yang selalu dipanjatkan oleh nabi Ibrahim
As.
Yang mana Disebutkan dalam
al-Quran bahwa Nabi Ibrahim as senantiasa berdoa:
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (الصافا:
100)
Artinya :Wahai Tuhanku karuniakanlah aku keturunan
yang shalih
Kemudian dijelaskan dalam
surat Ibrahim ayat 35 yang berbunyi :
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berkata: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
Doa tersebut dipanjatkan
oleh Nabi Ibrahim as jauh sebelum beliau menikah atau sebelum mempunyai anak,
beliau tak henti-hentinya meminta kepada Allah, agar dikaruniai anak yang
sholeh. Beliau tidak semata meminta dikaruniai anak saja, tapi juga memiliki tujuan agar anaknya kelak menjadi anak yang sholeh, beliau
tidak pernah putus asa dalam berdoa, dan baru pada usianya yang ke 86 tahun
Allah memberikan karunia anak yang luar biasa sebagaimana yang diminta dalam
doanya.
Allah menyebutkan ciri
anak tersebut yang dituangkan dalam Al-qur an Surat As-Shoffat ayat 101 yang
berbunyi :
Artinya : Maka
Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar (QS. As
Shoffat ayat 101)
.
2.
(kedua) Rahasia di balik kesuksesan Nabi Ibrahim as yang melahirkan anak yang
sholeh yaitu Kepedulian Nabi Ibrahim as pada pendidikan
anaknya.
Dalam al-Quran diceritakan Pada surat
Al-baqoroh ayat 132-133:
Artinya . Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu
kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai
anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Adakah kamu hadir ketika Ya'qub
kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa
yang kamu sembah sepeninggalku?" mereka menjawab: "Kami akan
menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu)
Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
Ayat di atas membuktikan
betapa besarnya perhatian Nabi Ibrahim as pada pendidikan anak-anaknya, dia
tidak rela kalau anaknya bodoh atau berada pada jalur pendidikan yang salah.
Jangan sampai terjadi, hanya karena alasan ekonomi, atau alasan pekerjaan, kita
mengabaikan pendidikan anak kita dan tidak tahu menahu apa yang mereka
pelajari, apa yang mereka lakukan selama ini. Sudahkah anak-anak kita
mengamalkan ajaran agama islam secara benar? Sudahkan kita selaku orang tua orang
tua memberikan contoh teladan yang baik pada mereka? Kalau belum, tidak ada kata terlambat untuk melakukannya sebelum cobaan Allah datang melalui anak-anak kita,
Ketahuilah bahwa pendidikan
yang pertama dan utama adalah pendidikan akhlaq dan agama. Sedangkan pendidikan
umum merupakan pendukung dari pendidikan agama tersebut. Terpuruknya bangsa ini
bukan karena sumberdaya manusianya yang kurang cerdas, tetapi karena bobroknya
moral dan akhlaq. Mereka yang tidak dilandasi akhlak, dengan ilmunya akan
melakukan korupsi, menyalahgunaan jabatan, dan mereka
dengan kekayaannya akan menempuh segala
cara demi meraih
jabatan dan memuaskan nafsunya.
Pada bulan September yang lalu, kita mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga yaitu adanya kecelakaan maut yang disebabkan oleh anak usia 13 tahun
yang mengendarai mobil. Di usia itu mestinya anak disibukkan dengan belajar pendidikan agama dan akhlaq. Siapa yang rugi? Ternyata semua rugi,
orang tua rugi, korban juga rugi, anak yang bersangkutan juga rugi. Ini adalah
buah dari kasih sayang yang sangat berlebihan, yang berujung
pada tragedi yang memilukan.
Dalam kitab Ihya’ Ulumid Din, Imam Ghazali pernah menyebutkan bahwa
pada tujuh tahun pertama (usia 1-7 tahun) anak menjadi hiasan penghibur bagi
orang tua, pada tujuh tahun kedua (usia 8-14 tahun) anak menjadi pembantu orang
tua, dan yang harus diwaspadai pada tujuh tahun ketiga (usia 15-21 tahun) anak
berpotensi menjadi musuh sekaligus bisa kawan bagi orangtuanya. Oleh karena
itu, kita harus berani berkorban harta demi pendidikan anak-anak kita, kita
juga harus berkorban waktu demi mengawasi pergaulan anak-anak kita dan kita
juga harus berkorban tenaga demi mengarahkan mereka menuju hal-hal positif yang
diridhoi Allah swt.
Ma’asyirol Muslimin Jama’ah sholat jum’at yang dimuliakan
allah SWT.
3.
Rahasia
di balik kesuksesan Nabi Ibrahim as yang melahirkan anak yang sholeh yang ketiga yaitu Kepedulian
nabi Ibrahim As pada kesejahteraan anak dan keluarga
Nabi Ibrahim as adalah
sosok seorang bapak yang baik, dan suami yang bertanggung jawab. Demi
membahagiakan keluarganya, Nabi Ibrahim as rela merantau ribuan kilometer dari
Palestina ke Mesir, dan itu dilakukan beberapa kali meskipun kondisi alam yang
tandus dan panas. Sebagaimana diungkapkan dalam doa Nabi Ibrahim as:
Artinya
: Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di
lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati, Ya Tuhan Kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan
shalat, Maka Jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri
rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS.Ibrohim
ayat 37)
Rasulullah menyatakan bahwa seseorang yang bekerja
keras guna mencari rizki yang halal untuk keluarga, dinilai oleh Allah sebagai
sadaqah yang tertinggi. Dalam hadis beliau bersabda yang artinya:
Artinya : Satu dinar
dari harta yang engkau nafkahkan untuk keluargamu merupakan pahala yang paling
besar di sisi Allah (HR.Muslim)
Ma’asyirol Muslimin Jama’ah sholat jum’at yang dimuliakan
allah SWT.
Syekh 'Aid Abdullah al-Qarany dalam kitabnya "la
tahzan" mengatakan: "apabila anda melihat padang pasir yang luas
tak bertepi, yakinlah bahwa di balik itu akan ada taman hijau nan indah dan
apabila saat ini anda bermandikan air mata yakinlah sebentar lagi akan datang
senyum kesuksesan, asalkan kita tetap yakin bahwa Allah akan menolong kita dan
terus berusaha tanpa henti".
Semoga Allah
memberikan kemampuan pada kita untuk meneladani kisah Nabi Ibrahim dan juga
utusan-utusan Allah yang lain agar hidup kita, kondisi anak kita, keadaan
keluarga kita menjadi lebih baik, amin ya robbal alamin.
Demikianlah khutbah yang
dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang singkat ini, dapat bermanfaat
bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,
mudah-mudahan Allah SWT senantiasa menyertakan kekuatan, tuntunan kepada kita
menuju ridho-Nya Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Enter your comment here