إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Waktu terus berjalan, tanpa pernah
berhenti. Hari yang berganti hari, bulan yang berganti bulan, dan tahun yang
berganti tahun, dalam semua perputaran waktu itu Allah SWT senantiasa
memberikan kenikmatan kepada kita. Setelah kenikmatan terbesar berupa iman,
maka kenikmatan-kenikmatan lainnya dianugerahkan kepada kita tanpa bisa kita
hitung jumlahnya, bahkan seringkali tidak kita sadari kehadirannya. Maka,
marilah kita berusaha mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Marilah kita bersama-sama
berupaya menjadi hamba-Nya yang bersyukur. Tiada orang yang mampu mencapai derajat taqwa tanpa
bersyukur. Sebaliknya, syukur akan
mengantarkan seorang hamba mencapai ketaqwaan.
Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Diantara kenikmatan yang diberikan allah swt
kepada kita adalah sampainya usia kita diakhir bulan Sya'ban ini. Bulan ini
adalah pintu menuju bulan Ramadlan. Siapa yang berupaya membiasakan diri
bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan ini, ia akan akan menuai kesuksesan
di bulan Ramadlan.. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat
amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin.
Maka kita yang tinggal beberapa jam lagi mengakhiri Bulan
Sya'ban ini pantaslah jika mengevaluasi persiapan kita menghadapi Ramadhan. Bulan Ramadhan yang Mulia akan mendidik kita dengan sarana-sarana taqwa
yang sedemikian banyak. Kaum Muslimin berlomba-lomba mengisi hari-harinya di Laboratorium
rohani ini dengan semangat yang luar biasa. Semangat menggapai taqwa
ini melonjak dengan sangat fantastis. Fokus pandangan mereka tertuju pada ”Piala
Taqwa” yang Allah Janjikan. Mata hati mereka seakan hidup dan berdetak
bersama dengan dibukanya kesempatan untuk menggapai ridha Allah SWT dengan
seluas-luasnya.
Di bulan Ramadhan nanti Allah SWT
membuka lebar-lebar pintu surga-Nya agar kaum Muslimin bisa memasukinya dengan
mengikhlaskan amalnya hanya kepada Allah SWT. Pada
saat yang sama Allah SWT menutup pintu-pintu neraka-Nya.
Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci romadhon
tersebut
Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Setidaknya ada empat persiapan bagi
kaum muslimin untuk menghadapai bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1433 H ini. Persiapan pertama,
adalah persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit
aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas.
Pengokohan aqidah adalah pondasi utama dalam persiapan ruhiyah ini. Tanpa aqidah yang benar, bisa jadi seseorang
justru terjatuh dalam syirik.
kesyirikan selamanya takkan berbuah keikhlasan.
Aqidah yang benar adalah kuncinya. Karenanya surat di dalam Al-Qur'an yang
kesemuanya membahas aqidah dinamakan surat Al-Ikhlas. Membersihkan hati atau
tazkiyatun nafs juga hal yang urgen dilakukan dalam menyambut tamu Allah yang
istimewa ini. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun
nafs) dalam firman-Nya:
” Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu”
Maka dalam beberapa waktu ke depan kita perlu
melakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih
menjangkiti diri kita. Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan
penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita
benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh
tamu mulia itu. Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang
Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan
Allah SWT.
Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah.
Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan
persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri
dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di
bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat
dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa.
Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya.
Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya
Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, dan lain-lain. Kita pun bisa
mengikuti taklim di lingkungan kita, baik majelis taklim yang diadakan di
masjid, di pondok pesantren, maupun tempat tempat yang lain. Inilah rahasia
mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu
Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana
kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar? Pemahaman ilmu syar'i ini
juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang.
Karenanya Rasulullah SAW bersabda :
Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan
kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq
'Alaih)
Selanjutnya, persiapan yang kita perlukan adalah persiapan
jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa
persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan
normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari
bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita
masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah
dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya.
Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara
teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika
akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:
Artinya : Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR.
Muslim, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dll)
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,
Persiapan keempat adalah persiapan maliyah.
Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah
diartikan untuk membeli baju baru,
menyediakan makanan-makanan yang lezat, dan lain-lain. Kita justru memerlukan
sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain
dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang
mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Bahkan, jika kita
mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa;
seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW. Rasulullah mencontohkan bahwa beliau
yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan
Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.
Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,
Sengaja persiapan-persiapan untuk menyambut
datangnya bulan suci romadhon kami tandaskan mengingat apa yang pernah
disabdakan nabi muhammad SAW :
”Artinya :
barang siapa yang lega hati menyambut kehadiran bulan romadhon, pasti allah SWT
mengharamkan tubuhnya dari neraka manapun.”
Semoga dengan empat periapan itu, persiapan
ruhiyah, persiapan fikriyah, persiapan jasadiyah dan persiapan maaliyah,
menjadikan kita optimal dalam menghadapi Ramadhan nanti. Sehingga kita pun
keluar dari ramadhan dengan predikat taqwa.
Demikianlah
khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang singkat ini,
dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah SWT dan semoga kita selalu diberi kekuatan dan tuntunan menuju
ridho Allah SWT, Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Enter your comment here