Selasa, 09 September 2014

MENYAMBUT BULAN SUCI ROMADHON


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.



Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Waktu terus berjalan, tanpa pernah berhenti. Hari yang berganti hari, bulan yang berganti bulan, dan tahun yang berganti tahun, dalam semua perputaran waktu itu Allah SWT senantiasa memberikan kenikmatan kepada kita. Setelah kenikmatan terbesar berupa iman, maka kenikmatan-kenikmatan lainnya dianugerahkan kepada kita tanpa bisa kita hitung jumlahnya, bahkan seringkali tidak kita sadari kehadirannya. Maka, marilah kita berusaha mensyukuri nikmat-nikmat-Nya. Marilah kita bersama-sama berupaya menjadi hamba-Nya yang bersyukur. Tiada orang yang mampu mencapai derajat taqwa tanpa bersyukur. Sebaliknya, syukur akan mengantarkan seorang hamba mencapai ketaqwaan.


Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Diantara kenikmatan yang diberikan allah swt kepada kita adalah sampainya usia kita diakhir bulan Sya'ban ini. Bulan ini adalah pintu menuju bulan Ramadlan. Siapa yang berupaya membiasakan diri bersungguh-sungguh dalam beribadah di bulan ini, ia akan akan menuai  kesuksesan  di bulan Ramadlan.. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada rabbul ‘alamin.

Maka kita yang tinggal beberapa jam lagi mengakhiri Bulan Sya'ban ini pantaslah jika mengevaluasi persiapan kita menghadapi Ramadhan. Bulan Ramadhan yang Mulia akan mendidik kita dengan sarana-sarana taqwa yang sedemikian banyak. Kaum Muslimin berlomba-lomba mengisi hari-harinya di Laboratorium rohani ini dengan semangat yang luar biasa. Semangat menggapai taqwa ini melonjak dengan sangat fantastis. Fokus pandangan mereka tertuju pada ”Piala Taqwa” yang Allah Janjikan. Mata hati mereka seakan hidup dan berdetak bersama dengan dibukanya kesempatan untuk menggapai ridha Allah SWT dengan seluas-luasnya.

          Di bulan Ramadhan nanti Allah SWT membuka lebar-lebar pintu surga-Nya agar kaum Muslimin bisa memasukinya dengan mengikhlaskan amalnya hanya kepada Allah SWT. Pada saat yang sama Allah SWT menutup pintu-pintu neraka-Nya. Untuk itu kita harus mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci romadhon tersebut

Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Setidaknya ada empat persiapan bagi kaum muslimin untuk menghadapai bulan Ramadhan, khususnya Ramadhan 1433  H ini. Persiapan pertama, adalah persiapan ruhiyah. Persiapan ruhiyah yang kita perlukan adalah dengan cara membersihkan hati dari penyakit aqidah sehingga melahirkan niat yang ikhlas. Pengokohan aqidah adalah pondasi utama dalam persiapan ruhiyah ini. Tanpa aqidah yang benar, bisa jadi seseorang justru terjatuh dalam syirik.

kesyirikan selamanya takkan berbuah keikhlasan. Aqidah yang benar adalah kuncinya. Karenanya surat di dalam Al-Qur'an yang kesemuanya membahas aqidah dinamakan surat Al-Ikhlas. Membersihkan hati atau tazkiyatun nafs juga hal yang urgen dilakukan dalam menyambut tamu Allah yang istimewa ini. Allah SWT menegaskan pentingnya membersihkan hati (tazkiyatun nafs) dalam firman-Nya:



” Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”


Maka dalam beberapa waktu ke depan kita perlu melakukan evaluasi diri (muhasabah) apakah penyakit-penyakit aqidah masih menjangkiti diri kita. Selanjutnya kita bermujahadah untuk menghilangkan penyakit-penyakit itu. Alangkah indahnya saat Ramadhan tiba dan kita benar-benar dalam kondisi ikhlas menapaki hari-hari istimewa yang dibawa oleh tamu mulia itu. Saat-saat keikhlasan bersenyawa dalam diri kita sepanjang Ramadhan merupakan saat-saat terbaik yang akan menjamin kita memperoleh ampunan Allah SWT.




Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Persiapan kedua adalah persiapan fikriyah. Agar Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan persiapan fikriyah. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait secara langsung dengan amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang kewajiban puasa, keutamaan puasa, hikmah puasa, syarat dan rukun puasa, hal-hal yang membatalkan puasa, serta sunnah-sunnah puasa. Juga tarawih, I'tikaf, zakat, dan sebagainya.

Untuk itu kita bisa mengkaji Fiqih Sunnah-nya Sayyid Sabiq, Fiqih Puasa-nya Dr. Yusuf Qardahawi, dan lain-lain. Kita pun bisa mengikuti taklim di lingkungan kita, baik majelis taklim yang diadakan di masjid, di pondok pesantren, maupun tempat tempat yang lain. Inilah rahasia mengapa Imam Bukhari membuat bab khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal (Ilmu sebelum Ucapan dan Amal). Tanpa ilmu bagaimana kita bisa beramal selama bulan Ramadhan dengan benar? Pemahaman ilmu syar'i ini juga merupakan tanda kebaikan yang dikehendaki Allah terhadap seseorang. Karenanya Rasulullah SAW bersabda :


Artinya : Barangsiapa yang dikehendaki Allah akan kebaikan maka ia difahamkan tentang (ilmu) agama (Muttafaq 'Alaih)


Selanjutnya, persiapan yang kita perlukan adalah persiapan jasadiyah. Ramadhan membutuhkan persiapan jasadiyah yang baik. Tanpa persiapan memadai kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita tidak bisa berjalan normal. Ini karena Ramadhan menciptakan siklus keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Kita diharapkan tetap produktif dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam kondisi berpuasa. Kita juga akan melakukan ibadah dalam porsi yang lebih lama dari sebelumnya. Shalat tarawih, misalnya. Karenanya kita perlu mempersiapkan jasadiyah kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan badan, dan kebersihan lingkungan. Di sini, logika akal bertemu dengan keutamaan syar'i dalam hadits nabi:

Artinya : Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim, Ibnu Majah, Al-Baihaqi, dll)

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah,

Persiapan keempat adalah persiapan maliyah. Persiapan maliyah yang diperlukan dalam menyambut bulan Ramdhan bukanlah diartikan  untuk membeli baju baru, menyediakan makanan-makanan yang lezat, dan lain-lain. Kita justru memerlukan sejumlah dana untuk memperbanyak infaq, memberi ifthar (buka puasa) orang lain dan membantu orang yang membutuhkan. Tentu saja bagi yang memiliki harta yang mencapai nishab dan haul wajib mempersiapkan zakat maal-nya. Bahkan, jika kita mampu berumrah di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang bernilai luar biasa; seperti nilai haji bersama Rasulullah SAW. Rasulullah mencontohkan bahwa beliau yang begitu dermawan di hari-hari biasa, bertambah sangat dermawan di bulan Ramadhan mengalahkan angin yang berhembus.



Ma’ asyirol Muslimin Rahimakumullah,

Sengaja persiapan-persiapan untuk menyambut datangnya bulan suci romadhon kami tandaskan mengingat apa yang pernah disabdakan nabi muhammad SAW :



Artinya : barang siapa yang lega hati menyambut kehadiran bulan romadhon, pasti allah SWT mengharamkan tubuhnya dari neraka manapun.”

Semoga dengan empat periapan itu, persiapan ruhiyah, persiapan fikriyah, persiapan jasadiyah dan persiapan maaliyah, menjadikan kita optimal dalam menghadapi Ramadhan nanti. Sehingga kita pun keluar dari ramadhan dengan predikat taqwa.
Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga dengan khutbah yang singkat ini, dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menambah keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT dan semoga kita selalu diberi kekuatan dan tuntunan menuju ridho Allah SWT, Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.



Ž






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Enter your comment here